Wednesday, February 18, 2009

TEKNOLOGI DARI PERSPEKTIF ORANG KOMUNIKASI

Ida Anggraeni Ananda, S.S., M.Si
Topik ini berawal dari diskusi informal di antara kami (diantara kesibukan, kami selalu berusaha untuk dapat berdiskusi). Pada awalnya ini adalah menjawab pertanyaan teman, “Apakah teknologi harus selalu dari orang eksak dan teknologi apakah harus selalu berhubungan dengan “hardware”? “ (baca di sini mesin/elektronik dan sebangsanya)”.
Pertanyaan tersebut sangat menggelitik kami, orang komunikasi yang nota bene adalah orang sosial. Pertanyaan ini juga menjadi bahan refleksi bagi kami, apakah teknologi bagi orang komunikasi hanyalah membahas masalah perkembangan “hardware” yang dibutuhkan sebagai pendukung komunikasi, yang dalam kurikulum dibahas pada mata kuliah Perkembangan Teknologi Komunikasi yang merupakan turunan dari Komunikasi Masa. Apakah tidak ada teknologi lain yang bukan melulu hal-hal tersebut. Sekali lagi ditekankan bahwa pembahasan ini bukan berarti kami ingin membuat dikotomi antara teknologi orang eksak dan sosial atau ingin memisahkan antara teknologi “hardware”dan “non-hardware”. Diharapkan melalui tulisan ini wacana kita tentang teknologi akan semakin bervariatif dalam arti positif.

Apa itu Teknologi?

Munandar Sulaiman dalam bukunya Ilmu Sosial Dasar, mengutip pernyataan Eugene Staley, menyatakan bahwa dalam konsep pragmatis ilmu pengetahuan dan teknologi adalah suatu seni (state of art) yang mengandung pengertian teknologi berhubungan dengan proses produksi; menyangkut cara bagaimana berbagai sumber, tanah, modal, tenaga kerja dan ketrampilan yang dikombinasikan untuk merealisasi tujuan produksi. Berdasarkan hal tersebut maka teknologi itu adalah metode sistematis untuk mencapai setiap tujuan manusia.
Pada buku yang sama dikutip juga bahwa Jacques Ellul dalam karyanya yang berjudul “The Technological Society” mengatakan teknologi sebagai teknik (keduanya memiliki arti yang sama). Ellul mengatakan bahwa istilah teknik digunakan tidak hanya untuk mesin, teknologi atau prosedur untuk memperoleh suatu hasil, melainkan teknologi adalah sebuah totalitas metode yang dicapai secara rasional dan mempunyai efisiensi (untuk memberikan tingkat perkembangan) dalam setiap aktivitas manusia. Atau dapat juga dikatakan bahwa teknologi menurut Ellul adalah berbagai usaha, metode dan cara untuk memperoleh hasil yang sudah distandardisasi dan diperhitungkan sebelumnya.
Melengkapi pernyataan tersebut, dari sumber lain tentang Ellul dinyatakan bahwa menurut Ellul teknologi meliputi pendidikan,olahraga, hukum, propaganda dan ilmu-ilmu sosial.


Teknologi dalam Ilmu Komunikasi
Dilihat dari perkembangannya, ilmu komunikasi dikelompokkan pada ilmu sosial dan merupakan ilmu terapan (applied science).
Pada awalnya ilmu komunikasi berasal dari jurnalistik atau jurnalisme yaitu suatu pengetahuan tentang seluk beluk pemberitaan mulai dari peliputan bahan berita, melalui pengolahan, sampai penyebaran berita (Onong,1993;12). Sejarah itu berawal dari School of Journalism,sebuah lembaga pendidikan yang memiliki visi untuk meningkatkan pengetahuan para wartawan dan calon wartawan. Berawal dari kegiatan tersebut jurnalisme berkembang menjadi “mass media communication” atau “mass communication “ ( komunikasi massa).
Perkembangan selanjutnya menunjukkan bahwa kenyataannya dalam proses komunikasi secara total, komunikasi melalui media massa hanya merupakan satu dimensi saja. Ada dimensi-dimensi lainnya yang menjadi objek studi suatu ilmu dan berawal dari pemikiran tersebut akhirnya muncullah Communication Science atau Ilmu Komunikasi yang sekarang ini.
Jadi ilmu komunikasi yang sekarang ini adalah ilmu yang mempelajari, menelaah dan meneliti kegiatan-kegiatan komunikasi manusia yang luas ruang lingkupnya dan banyak dimensinya.
Pembahasan atau pengenalan mengenai teknologi komunikasi berawal dari sini!
Kita kembali pada batasan mengenai teknologi menurut Ellul. Pada batasan di atas disinggung bahwa dalam teknologi atau teknik terkandung totalitas metode yang dicapai secara rasional dan mempunyai efisiensi (untuk memberikan tingkat perkembangan) dalam setiap aktivitas manusia.
Pada ruang lingkup komunikasi yang begitu luas, Onong mengklasifikasi bahwa Metode komunikasi meliputi kegiatan-kegiatan komunikasi Jurnalistik, Public Relations, Periklanan, Propaganda, Perang urat syaraf (psychological welfare), dan lain-lain.
Jika dikatakan bahwa teknologi merupakan totalitas metode maka jabaran dari teknologi dalam komunikasi adalah semua hal yang ada pada bidang-bidang tersebut. Sebagai contoh kita akan lihat pada Public Relations sebagai metode komunikasi dan dapat dikatakan bahwa PR adalah salah satu teknologi dari ilmu komunikasi .
Public Relations sebagai teknologi, jika kita melihat Public Relations dari segala unsur yang membentuk atau menyusun metode tersebut, misalnya peran, proses,strategi, taktik dan segala penerapan/aktifitas yang ada pada bidang Public Relations, adalah sebagai berikut:
- Peran dalam PR meliputi apa itu PR, bagaimana perkembangannya, Pengembangan Etika Profesinya, Peran Individu sebagai PR, dll.
- Proses PR meliputi riset sampai evaluasi.
- Strategi dan Taktik; Strategy meliputi Opini Publik, Pengenalan Khalayak, dll. Taktik meliputi Teknologi –teknologi Baru (elektronik), Penulisan, Kemampuan berbicara dan Visual.
- Penerapan; Penerapan/Aktifitas PR seperti Media Relations, Government Relations, Community Relations, dll .

Kesemuanya itu juga merupakan bagian dari teknologi yang berkembang di ilmu komunikasi, sebagai bagian dari Public Relations, dan dikembangkan seluas-luasnya untuk menunjang setiap aktivitas manusia.

Perkembangan Teknologi Baru dalam Komunikasi
Point ini tidak akan terlalu banyak kita bahas, hanya sekedar merunut kembali mengapa dalam ilmu komunikasi kita mempelajari teknologi baru (“The New Technology”)
Sejalan dengan sejarah perkembangan kemampuan berpikir manusia maka manusia lalu menciptakan alat-alat bantu. Alat-alat bantu tersebut berkembang begitu pesat, mulai yang bersifat mekanistis pada abad 18 maupun elektronika pada awal abad 19. Rogers dalam bukunya Comunnication Technology mengatakan bahwa kunci dasar teknologi komunikasi baru adalah elektronik. Dan teknologi baru tersebut dapat kita sebut dengan media baru. Media sebagai saluran komunikasi dari sudut pandang komunikator (pengirim pesan) terbagi menjadi saluran komunikasi tanpa media dan saluran komunikasi bermedia. Saluran komunikasi bermedia terbagi lagi menjadi non media massa dan media massa
The New Technologies atau the New Media ini membahas masalah perkembangan teknologi baru di bidang tulis, cetak, telekomunikasi, komunikasi interaktif, videotext dan teletext, dll.

Penutup
Akhir kata, itulah wacana yang coba kita bagi, Teknologi;dari kami orang komunikasi. Hal-hal di atas jugalah yang merupakan sebagian bahasan yang tertuang dalam mata kuliah-mata kuliah di Fakultas Ilmu Komunikasi khususnya di Universitas Mercu Buana.
Dan ...jangan kaget jika mungkin dalam edisi-edisi berikutnya majalah ini akan muncul misalnya teknik lobby, teknik penulisan, teknik foto, tentang PR, tentang Iklan, tentang jurnalistik, dll dalam kolom teknologi, karena ternyata itu semua juga merupakan teknologi kami orang komunikasi.

Jakarta, Feb 2002
Ida Anggraeni Ananda, SS, MSi
ida_fikomumb@yahoo.com
Staf Pengajar FIKOM UMB

Tips Untuk Presentasi Yang Sukses

Meningkatkan ketrampilan presentasi sering diabaikan oleh banyak orang. Ada anggapan bahwa melakukan presentasi itu mudah, karena dianggap presentasi sama saja dengan berbicara di depan orang lain dan hal tersebut sudah biasa dilakukan dalam kegiatan sehari-hari.
Anggapan ini bisa tiba-tiba berubah pada saat seseorang harus menjalankannya. Pada saat diminta/ditugasi untuk melakukan presentasi barulah sadar bahwa ternyata melakukan presentasi tidaklah semudah seperti yang dipikirkan.
Melalui tulisan ini diharapkan dapat membantu anda melakukan/menyampaikan presentasi yang berhasil.

Mengapa Presentasi?
Ketramplan presentasi adalah salah satu teknik yang dikembangkan oleh ilmu komunikasi. Salah satu tujuan presentasi yang perlu selalu diupayakan adalah untuk mengejar tingkat komunikasi yang lebih baik/efektif.
Ada banyak tujuan presentasi diantaranya adalah untuk mempertunjukkan layanan/produk, untuk menghibur, untuk membentuk citra atau strategi, untuk mengusulkan ide, dll (Panton, et al,1996;67-68).
Tentu saja untuk mencapai maksud tersebut ada banyak tahap yang harus dijalani.

Pemilihan Gaya Presentasi
Sebelum masuk kepada persiapan atau perencanaan presentasi, hal yang harus kita tentukan adalah gaya presentasi.
Ada 4 gaya presentasi yaitu:

  1. Impromptu speaking , Berbicara/presentasi tanpa persiapan karena tujuannya adalah berbicara spontan dan informal
  2. Extemporaneous speaking , Hampir sama dengan impromptu karena tujuannya informal tetapi dengan persiapan mungkin melalui catatan kecil atau sekedar mengingatnya luar kepala
  3. Manuscript speaking , Presentasi gaya ini berarti kita melakukan langkah – langkah persiapan dengan lebih detail
  4. Memorized Speaking , Presentasi tanpa catatan tetapi semua topik bahasan dihapal luar kepala

Tentu saja masing-masing gaya memiliki kelebihan dan kekurangannya. Hal-hal yang akan disampaikan kali ini merupakan dasar-dasar presentasi yang dengan modifikasi tertentu dapat digunakan bagi semuanya

Persiapan/Perencanaan PRESENTASI
Perencanaan yang baik akan menghasilkan presentasi yang baik pula. Hal-hal yang perly dipersiapkan/direncanakan adalah :

  1. Tentukan tujuan,topik dan masalah yang akan diangkat
    Apakah tujuan presentasi yang ingin dilakukan adalah memberi informasi, meyajinkan audiens atau ingin memobilisir audiens.Tujuan tersebut berkaitan erat dengan pengangkatan topik/tema
  2. Kenali audiens
    Untuk siapa kita berbicara, bagaimana mereka dan dimana serta kapan kita akan berbicara
  3. Persiapkan kebutuhan pendukung presentasi
    Apakah kita perlu membuat hand out? Menggunakan media apa?Bagaiamana susunan kelas/ruang
  4. Tentukan Alokasi Waktu
    Pada presentasi terbagi dalam 3 elemen yaitu Pendahuluan/Pengantar, Isi presentasi dan Kesimpulan.Tidak ada ketentuan yang pasti untuk alokasi waktu bagi ke tiga elemen tersebut tetapi biasanya alokasi waktu dibagi menjadi
    Pengantar, tujuan dan alasan diadakannya presentasi – 10% dari alokasi waktu keseluruhan
    Pengantar kepada tema/pokok bahasan utama – 20%
    Pengembangan tema/bahasan utam – 40%
    Pengintegrasian tema/memadukan tema pokok bahasan utama-20%
    Ringkasan dan Kesimpulan – 10%

Pengantar /Pendahuluan
Penting untuk diketahui bahwa 1-2 menit pertama adalah saat yang paling crucial dalam sebuah presentasi karena impresi pertama ini menentukan apakah presentasi anda “perlu disimak”atau tidak.


Tips untuk menyampaikan sebuah pendahuluan yang efektif adalah

  • Sampaikan pendahuluan dengan singkat dan jelas
  • Bawa audiens kepada pengetahuan tentang topik yanga kan dibicarakan
  • Ciptakan antusiasme audiens
  • Bangkitkan minat audiens pada topik yang akan disampaikan
  • Ciptakan kontak/komunikasi dengan audiens
  • Paparkan susunan topik/bahan yang akan dibicarakan
  • Jika menggunakan alat bantu,terangkan apa tujuan penggunaan alat tersebut.
  • Persiapkan audiens untuk masuk kedalam isi/inti dari presentasi. Sebagai jembatan untuk masuk kedalam isi/inti presentasi dapat digunakan humor, data statistik, cuplikan dari kata-kata orang terkenal, dll

Isi Presentasi
Bagian ini memuat informasi terbanyak tentang topik/tema yang akan kita sampaikan oleh karena itu persiapan tentang data pendukung sangat penting. Diharapkan melalui bagian ini, audiens dapat memahami dengan jelas semua hal yang ingin anda sampaikan.

Kesimpulan
Kesimpulan tidak kalah pentingnya dengan kedua bagian terdahulu. Semenarik apapun pendahuluan dan isi presentasi anda, melalui kesimpulan yang tidak fokus dan tidak jelas, ini akan menurunkan impresi audiens terhadap semua yang telah anda sampaikan.


Tips dalam membuat kesimpulan/penutup

  • Siapkan audiens untuk sampai pada bagian ini.Lakukan melalui perubahan suara atau nada bicara.
  • Ulangi point – point penting dari seluruh bahasan.
  • Jika tujuan adalah mempersuasi, ajak audiens untuk melakukan sesuatu atau minimal mengajukan pendapat.
  • Sediakan sessi tanya jawab secukupnya.
  • Satukan poin-poin yang ada, yang mungkin muncul juga dari audiens.
  • Satu hal yang tidak boleh dilakukan adalah … ucapan terimakasih atas perhatian audiens.

Penyusunan Outline
Komponen yang perlu muncul dalam outline sebuah presentasi adalah Pendahuluan, Isi,Kesimpulan dan jika diperlukan dapat pula muncul sebuah komponen lain yaitu Transisi (sebagai pengantar untuk masuk kepada segmen yang lain/sessi berikutnya)
Jika anda menggunakan alat presentasi misalnya OHP atau LCD projector , berikut ini ada tips yang mungkin dapat dipertimbangkan:

  • Gunakan sedikit lata untuk mengkomunikasikan ide anda
  • Informasi seyogyanya tidak lebih dari 6 baris dan tidak lebih dari 6 kata per baris.
  • Gunakan penutup atau pointers untuk menekankan ide.
  • Gunakan gambar, bentuk, grafik, warna tetapi tidak lebih dari 3 warna
  • Jika anda menulis transparan OHP, gunakan kertas/mal sehingga tulisan menjadi rapi.
  • Pilihan huruf gunakan tinggi huruf minimal 6 mm
  • Jika menggunakan lebih dari satu transparansi, jangan menaruh transparansi terlalu lama karena ingin akan melelahkan mata
  • Perhatikan tampilan transparan anda, jika transparan tersebut masih ingin digunakan lagi, simpan dengan diselingi kertas ditempat yang cukup bersih

MELAKUKAN PRESENTASI

  1. Sebelum Presentasi
    General rehearsal akan membawa hasil yaitu dengan mencoba kembali rangkaian presentasi anda. Anda dihimbau untuk tidak terlalu sering melakukan latihan karena ini bisa menurunkan semangat anda pada saat anda presentasi yang sebenarnya.
    Cek kembali suara anda, cek kembali sound yang akan digunakan.
    Lihat/cek lokasi juga adalah tindakan yang baik sebagai persiapan pra presentasi.
  2. Selama Presentasi
    Hal – hal yang perlu diketahui dari bagian ini adalah bagaimana mengoptimalkan penggunaan teknik-teknik presentasi sebagai berikut
    · Penggunaan dan Pemilihan kata
    Singkat, jelas, dapat dimengerti, serta disampaikan dengan cara penuh semangat, menarik dan membangkitkan motivasi.
    Jika perlu gunakan analog dan juga gambar-gambar
    Hindari jargon, bahasa daerah yang belum tentu dipahami semua audiens.
    Minimalisir kata atau ucapan yang tidak perlu misalnya mmm… anu…ee..
    · Jaga Penampilan
    Sesuaikan dengan situasi, pilih pakaian yang pantas dan tidak terlalu berlebihan.
    Hindari penggunaan apapun yang akan merebut perhatian dari isi presentasi anda misalnya perhiasan, parfum yang berlebihan.
    Jaga gesture supaya tidak terlalu berlebihan atau malah mungkin menunjukkan kegugupan anda.
    · Penggunaan suara
    Sampaikan pesan dengan teratur, menarik, masuk akal dan komprehensif.
    Jaga volume, nada, irama dan tempo berbicara serta perhatikan pengaturan nafas.
    · Penggunaan bahasa tubuh
    Perhatikan gerak dan bahasa tubuh.Jangan takut untuk melakukan gerakan tetapi usahakan sealami mungkin.
    Ekspresi wajah sangat mendukung oleh karena itu ekspresi perlu ditunjukkan agar audiens tidak merasa bosan.
    · Penggunaan catatan kecil
    Pastikan ringkasan yang dibuat dapat terbaca karena tidak mungkin anda menuliskannya dalam kertas berukuran besar mis A4 atau bahkan ½ dari A4
    Jika anda ingin menggunakan kertas yang agak besar (mungkin akan sedikit menyolok) maka persiapkan bahan catatan pada kertas/bahan yang menarik.Gunakan alat tulis dengan warna berbeda untuk menunjukkan saat anda harus mengubah tempo, nada, irama, dll.
    · Tingkatkan kemampuan fasilitasi
    Ketrampilan fasilitasi terdiri dari kemampuan memperhatikan,
    Mengobservasi, mendengarkan dan bertanya.
    Memperhatikan berarti secara fisik memperlihatkan bahwa presenter memperhatiakn audiens. Hal ini dapat dilakukan dengan memandang audiens, mempertahankan kontak mata, bergerak terhadap/menuju audiens dan menghindari perilaku yang mengganggu misalnya meremas-remas kertas, melihat jam berkali-kali, mengusap-usap rambut, dll
    Ketrampilan mengobservasi dapat membantu presenter menilai apakah presentasi kita dapat diterima. Berdasarkan observasi selama kegiatan berlangsung kita dapat memutuskan untuk melanjutkan presentasi sesuai rencana atau memodifikasi presentasi agar dapat merespon kebutuhan audiens.
    Kemampuan mengobservasi non verbal misalnya jika audiens mengangguk-angguk atau tersenyum berarti audiens antusias atau memahami. Melihat dengan pandangan kosong berati bosan atau bingung, dll
    Keterampilan ini memang butuh latihan karena tidak tertutup kemungkinan kadang-kadang kita salah membuat inferensi non verbal audiens.
    Ketrampilan mendengar
    Melalui mendengarkan secara timbal balik anda dapat saling tukar menukar info atau feed back antara presenter dan audiens.
    Mendengarkan ada 2 langkah yaitu mendengar kata-kata yang diekspresikan dan membuat parafrase untuk memperlihatkan pemahaman.
    Mendengarkan kata-kata yang diekspresikan berarti mempertahankan konsentrasi terhadap yang dikatakan orang (audiens) dan membuat parafrase untuk memperlihatkan pemahaman berarti interaksi dengan pembicara untuk meyakinkan pengertian terhadap informasi yang diberikan pembicara
  3. Sesudah presentasi
    Seperti telah disebutkan dimuka, seyogyanya kita menyediakan sessi tanya jawab. Tidak perlu kita hindari sessi ini karena ketakutan kita akan kemungkinan –kemungkinan yang tidak kita harapkan karena justru melalui sessi tanya jawab ini kita dapat mengetahui apa yang dibutuhkan oleh audiens dan dapat kita jadikan tolok ukur apakah kita berhasil dalam menyampaikan ide.

Sekelumit tips dan trik di atas semoga dapat membantu anda menyampaikan sebuah presentasi yang berhasil. Dapat diyakini bahwa apa yang telah disampaikan di atas kurang memadai jika tidak dibarengi dengan praktek, karena itu “Practise Makes Perfect” sangatlah benar … !!

Jakarta, Februari 2002
Ida A Ananda

Sumber

Ittner,Paul L., Alex F.Douds, High Impact Presentation Skills, HRD Press, Massachusetts, 1989

Panton Fergus., Ron Ludlow, The Essence of Effective Communication, Andi and Simon&Scuster, United
Kingdom, 1992

Pearce,C.Glenn et al, Bussiness Communication Principles and Applications, John
Willey & Sons, New York, 1988

MEMBUAT CINTA LEBIH BERARTI DENGAN KOMUNIKASI


Ida Anggraeni Ananda
ida_fikomumb@yahoo.com

Meskipun Valentine telah berlalu tapi mudah-mudahan topik ini tetap hot. Cinta adalah misteri dan berbicara masalah cinta memang tidak akan ada habis-habisnya dan selalu menarik untuk disimak.

Mungkin pernah kita dengar bahwa cinta tak mengenal logika atau sederhananya cinta tidak rasional. Tetapi apakah benar kita tidak dapat berbicara tentang cinta dengan rasional? Ulasan berikut mencoba untuk melihat/membahas cinta dengan cara rasional, yach kalau tidak dapat dikatakan teoritis/dari segi teori/dari sudut pandang komunikasi dan dengan harapan membuat cinta lebih bermakna melalui komunikasi.

CINTA
Apa Itu Cinta ?
Banyak definisi mengenai cinta, menurut kamus Bahasa Indonesia, W.J.S Poerwodarminto: Cinta adalah rasa sangat suka atau rasa sangat sayang, ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta atau menaruh belas kasihan (tetapi bukan berarti iba).
Dengan demikian arti cinta dan kasih itu hampir sama. Kasih dapat dikatakan lebih memperkuat rasa cinta. Definisi ini dapat disederhanakan menjadi Perasaan suka/sayang kepada sesorang (kita berbicara cinta terhadap orang disni bukan kepada benda mati, binatang atau yang lain) yang disertai dengan rasa kasih.
Meskipun cinta dan kasih hampir sama tetapi dapat dikatakan Cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa/perasaan tersebut kepada orang yang dicintai.
Jadi kuncinya disini cinta kasih baru terasa/bermakna apabila ada dua pihak yang sama-sama saling menerima sekaligus juga saling memberi (kegiatan resiprokal).
Erich Fromm seorang ahli ilmu jiwa dan filsafat sosial dari Jerman menegaskan bahwa Cinta itu terutama adalah memberi bukan menerima dan yang paling penting disini pemberian tersebut adalah hal-hal yang sifatnya manusiawi bukan materi.Jadi Cinta selalu menyatakan unsur-unsur dasar tertentu yaitu pengasuhan/pemeliharaan, tanggungjawab, perhatian dan pengenalan.

Macam-macam Cinta
Seperti telah diketahui cinta dibagi menjadi cinta persaudaraan, cinta orang tua, cinta erotis, cinta terhadap diri sendiri dan cinta terhadap Tuhan.
· Cinta Persaudaran/Agape
Diwujudkan oleh manusia dalam tingkah laku atau perbuatan. Cinta seperti ini tidak mengenal kotak-kotak siapa yang akan dicintai, dari mana asalanya, warna kulitnya, dll. Dalam cinta ini manusia adalah sama, sama-sama makhluk Tuhan.
· Cinta Orang Tua
Cinta orang tua terhadap anak atau contoh riilnya adalah cinta ibu terhadap anaknya mulai dari mengandung, melahirkan dan membesarkan.
· Cinta Erotis
Kasih sayang yang bersumber dari cinta erotis adalah sulit dibedakan antara cinta dan nafsu.Cinta erotis ini (cinta atau nafsu?) sangat tipis perbedaannya dengan benci karena cinta seperti ini sangat eksklusif dan subjektif sifatnya, kita suka karena … ada alasan dibelakangnya .. mengapa! Dan cinta seperti inilah yang agak rentan terhadap perpecahan karena jika rasa tersebut hilang kadang-kadang hilang pulalah ketertarikan atau rasa kepada orang yang kita cintai.
· Cinta Diri Sendiri/Self Love
Selain orang memiliki rasa cinta terhadap orang lain perlu juga sesorang memiliki cinta kepada diri sendiri, tentu saja dalam porsi yang proporsional. Mengapa dikatakan harus proporsional karena jika cinta terhadap diri sendiri secara berlebih-lebihan akan menjadi seorang tersebut egois atau lebih parah lagi jika akhirnya dia tidak dapat menerima orang lain karena merasa dirinya lebih (ubermensch).
Cinta terhadap diri sendiri yang terbaik adalah mencintai dirinya secara wajar, seperti misalnya merawat/mengembangkan kebutuhan jasmani dan rohaninya. Dapat kita bayangkan bagaiamana jadinya jika orang tidak lagi memperhatikan dirinya/mencintai dirinya, mungkin orang-orang seperti ini akan menjadi orang yang sangat cuek,skeptis atau pesimis dalam menghadapi hidupnya.
· Cinta terhadap Tuhan.
Sebagai bangsa Indonesia tentunya kita adalah manusia yang bertuhan, kita ingat bahwa Tuhan/Pencipta telah memelihara kita maka sebagai rasa syukur kita patut mencintai menyembah sang Pencipta.

John Allan Lee membedakan tipe cinta menjadi: Ludus, Storge, Pragma, Mania, Eros, Agape
· Ludus
Cinta adalah pengalaman seperti halnya sebuah permainan. The Ludic Lover (atau pecinta jenis ludus ini) menganggap cinta adalah permainan. Semakin baik sesorang mampu mempermainkan cinta tersebut menjadikan cinta lebih dapat dinikmati. Cinta tidak dianggap sebagai sesuatu yang serius. Pecinta seperti ini cenderung untuk mengelola dan mengontrol cintanya dengan hati-hati, ia tidak mengikuti begitu saja cinta tersebut, jadi seperti permainan tarik ulur layang-layang, ia yang mengendalikan tahu apa yang sedang dimainkan. Partner dicintai sejauh ia memuaskan atau menarik dan tentu saja dalam tipe cinta ini tidak ada perjanjian yang mutual atau perjanjian yang resmi diantara keduanya karena biasanya cinta seperti ini sifatnya temporer.
· Storge
Hampir sama dengan Ludus. Dalam tipe ludus si pecinta sadar dengan adanya nafsu tetapi semua itu tetap di bawah kotrol. The Storgic lover tidak bertujuan mencari “cinta”tetapi lebih mengharapkan sebuah hubungan dengan sesorang yang dapat dijadikan tempat curhat atau memiliki keinginan yang sama.Kadang-kadang tipe ini tidak dapat dipisahkan/diartikan sebagai sebuah persahabatan.Karakter yang muncul dari tipe ini biasanaya adalah saling menjaga hubungan, perhatian satu dengan lainnya, saling respek.
· Mania
Tipe ini yang membedakannnya dengan yang lain adalah rasa ketakutan yang sangata besar akan kehilangan sesorang yang dicintainya. Pecinta tipe ini kadang-kadang kurang bahagia akhirnya kurang bahagia dalam hidupnya dan mencurahkan energy sangat besar bagi cinta dan kadang-kadang kurang memiliki jati dari karena didalam hidupnya yang terpenting adalah dicintai. Rasa memiliki dan ingin dimiliki sangat tinggi pada tipe ini.
· Pragma
Tipe ini lebih mengutamakan sebuah hubungan yang menguntungkan dan cinta tumbuh jika kebutuhan diri terpuaskan bahkan secara ekstrim tipe ini mau membuat list beberapa kualifikasi dan berusaha menemukan pasangan yang cocok dengan kualifikasi tersebut. Misalnya terjadi pada mereka yang memiliki minat, hobi yang sama, latar belakang kehidupan yang sama, status ekonomi, soisla yang sama, dll
· Eros
Sda
· Agape
Sda

Cinta adalah Seni
Jika kita kaji memang cinta sangat rumit, pelik atau mungkin misterius. Tetapi saya lebih suka mengatakan bahwa cinta adalah sebagai seni. Memang seni itu unik dan kadang-kadang sangat intangible tetapi bukan berarti seni atau keindahan tidak dapat tersentuh akal..
Jika kita katakan cinta adalah seni maka bagaiamana kita mempelajarinya. Analoginya sama, untuk belajar sebuah seni maka prosesnya 1. Menguasai teorinya dan yang kedua menguasai prakteknya
Tugas kita sebagai manusia adalah menggali atau istilah Erich Fromm cinta merlukan pengetahuan dan latihan supaya cinta itu dapat terjabarkan minimal kita tidak dikalahkan oleh cinta itu sendiri dan menjadikan kita mengambil keputusan-keputusan yang lebih rasional atau lebih parahnya jangan sampai kita kehilangan sesorang yang sangat kita cintai hanya karena kita tidak mampu atau tidak mngenal seni tersebut.

CINTA DAN KOMUNIKASI
Cinta dan Proses Komunikasi
Jika tadi sudah disinggung bahwa kunci sebuah cinta kasih adalah apabila ada dua pihak yang sama-sama saling menerima sekaligus juga saling memberi (kegiatan resiprokal) maka hal ini analog pula dengan sebuah komunikasi terjadi. Komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh komunikator (yang berbicara/yang menyampaikan peasn) kepada komunikan (si penerima). Jadi kedua unsur tersebut dalam cinta maupun komunikasi adalah sama, Siapa yang ingin mengirimkan kasih/cinta dan kepada siapa kasih tersebut akan disampaikan.

Cinta dalam Komunikasi Antar Personal
Membahas cinta dalam lingkup komunikasi akan lebih menarik jika hal ini dilihat dari sudut konteks atau pada tatanan komunikasi antarpersonal. Komunikasi antapersonal menurt Devito seorang pakar komunikasi adalah Proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.
Jika dilihat dari jenisnya cinta dalam bahasan komunikasi antar pribadi adalah jenis komunikasi diadik yaitu komunikasi antar pribadi yang berlangsung antara 2 orang. .

Kapan Cinta tumbuh?
· Jika ada saling respek atau rasa saling suka muncul.
· Jika masing-masing memiliki citra diri yang positif;Jika sesorang tidak mencintai dirinya maka mustahil ia mampu atau berani mencintai orang lain Ada riset yang membuktikan bahwa dasar dari semua komunikasi yang berarti misalnya rasa kasih. Kejujuran, integritas lebih mudah muncul dari orang-orang yang memiliki citra diri positif.
· Jika ada ketertarikan fisik. Kecenderungan kita akan mencintai orang yang menarik, dan kita merasa selalu ingin bersama. Biasanya ketertarikan ini adalah pada ketertarikan fisik (paling tidak adalah ketertarikan fisiknya).
· Jika sesorang (relatif) tidak memiliki masalah yang berarti
Maka tidak mustahil ada seseorang ditanya kenapa kog ngga punya pacar, jawabnya belum berani soalnya masih … bla..bla…
Cinta ditinjau dari sudut teori
Secara teoritis, muncul/berkembangnya cinta dapat diterangkan sebagai berikut:
1. Cinta Sebagai gairah
Tentang gairah atau rasa yang muncul ini Ada hipotesa yang menyatakan 2 faktor dasar dari emosi yang pertama berkembang/ berawal dari munculnya gairah fisik atau tanda-tanda fisik seperti misalnya rasa berdebar, keringat dingin, muka memerah dan yang kedua adalah bagaimana kita mengidentifikasi atau menamai gairah yang muncul tersebut. Atau dengan contoh riil seperti ini. Pertama Emosi muncul karena ada rasa berdebar, syur, dll lalu kita dengan sadar atau tanggap bahwa rasa itu adalah karena emosi/feeling yang ada dalam diri kita, bukan karena kita sakit jantung, atua yang lainnya. Gairah fisik dalam hubungannya dengan cinta dikembangakan menjadi tiga tahap.
Kita tahu apa cinta itu, tergantung dari masing-masing latar budayanya.
Kita mengindrai object yang menarik
Munculnya gairah fisik yang kita sebut cinta
Munculnya cinta ini bisa dari sentuhan, gerak-gerik, etc atau dari mata turun ke hati lah

2. Cinta Sebagai Kenangan
Teori ini dikembangkan berdasarkan perilaku bebek yang akan mengikuti object atau binatang lain yang bergerak di depan/sekitanya pada saat ia menetas.. Memory ini terjadi pada waktu khusus pada seseorang dimana memori/kenangan ini terjadi.Memori tidak dipengaruhi oleh penghargaan atau hukuman. Memory/kenangan tersebut muncul tanpa dipengaruhi oleh hukuman atau ganjaran yang terjadi pada saat perilaku tersebut muncul.
Atau sederhananya penjelasan dari teori ini dapat dikatakan terjadi seperti pada cinta anak-anak muda. Mereka pada saat pubertas jatuh cinta dan kadang-kadang object yang dicintainya tidak jelas/tidak relevan/di luar akal sehat tetapi mereka tidak perduli dengan hal tersebut. Oleh karena itu juga mengapa cinta pertama tidak pernah/sulit kita lupakan (first love never die).


Komunikasi dalam Cinta
Karakteristik komunikasi yang terjadi dalam Cinta:
- Munculnya saling pengertian
- Munculnya Empati
- Munculnya Kemauan untuk saling dukung
- Munculnya keterbukaan
- Munculnya/meningkatnya nilai-nilai kebajikan
- Kelembutan dan kesopanan, muncul dalam tingakh laku dengan kadar tinggi
- “Private Codes”/ada kode rahasia yang muncul di antara keduanya:
- Munculnya panggilan-panggilan sayang
- Menjaga kontak mata
- Kedekatan fisik
- Consciousness of physical self, Sadar untuk menjaga diri/fisiknya menjadi yang terbaik.
- Preening behaviours/perilaku yang dijaga misalnya cara bicara, manner, dll
- Elimination of taboo adaptors. Menghindari hal-hal tabu yang tidak boleh dilakuan misalnya bersendawa, garuk-garuk kepala, korek-korek kuping, kentut, dll. Biasanya hal-hal ini akan berakhir jika hubungan permanen telah didapatkan.

Memudarnya hubungan
Apa itu?
Memburuknya kondisi hubungan antar manusia
Siapa yang bertanggung jawab? Keduanya.
Bagaimana hal tersebut dapat terjadi? Tiba-tiba atau bertahap
Mengapa itu terjadi? Alasan untuk berhubungan sudah berakhir:
- Klaim kedekatan
- Ada pihak ke tiga
- Perubahan hubungan misal fisiologis, perilaku, kontekstual, status,dll
- Harapan yang tidak tercapai
- Sex
- Pekerjaan
- Kesulitan Keuangan
- Tidak adilnya distribusi penghargaan
- Lemahnya komitmen

Bagaimana mengelola Pudarnya Sebuah hubungan
Tanda-tanda munculnya Hubungan mulai memudar:
- Penolakan
- Menurunnya keterbukaan
- Saling menyalahkan atau saling defense
- Deception
- Respons evaluatif
- Perubahan perilaku dalam meminta
- Exchange of favor

Cara untuk mengembalikan hubungan adalah mengubah semua hal di atas menjadi lawannya atau secara konkretnya langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Identifikasi masalah
Kembangkan dan terapkan kemampuan untuk membina hubungan seperti kemampuan untuk mendengar, memperhatikan, tukar pendapat, belajar mendeskripsikan masalah dengan jelas, hindari kebiasaan yang kurang fair, dll
Ambil resiko: Berani ambil resiko untuk ditolak misalnya memulai untuk minta maaf lebih dulu, mau berubah, mau adaptasi, mau bertanggungjawab,dll

Bagaimana jika Hubungan Sudah Terlanjur Retak/Hub Berakhir
- Hilangkan kesepian
- Ämbil Cuti Mencinta”jangan langsung terlibat dengan percintaan baru
- Tetap tegakkan harga diri/kepercayaan diri
- Hindari barang-barang yang mengundang memory
- Cari dukungan
- Hindari membuat pernyataan yang ekstreme
- Hindari pola negative yang pernah dilakukan
- Hindari membanding-bandingkan.

Demikianlah sekelumit tentang Bagaimana membuat cinta menjadi lebih bermakna dengan komunikasi. Semoga bermanfaat and happy valentine

Kutipan

Orang yang tidak tahu apa-apa tidak mencintai apapun.
Orang yang tidak bisa berbuat apa-apa, tidak mengerti apapun.
Orang yang tidak mengerti apa-apa, adalah orang yang tidak berguna.
Tetapi orang yang mengerti, adalah juga orang yang mencintai, memperhatikan, melihat…
Makin banyak pengetahuan yang melekat pada suatu benda, makin besar cinta …
Siapa saja yang menganggap bahwa semua buah matang pada waktu yang sama seperti buah arbei, ia tidak tahu apa-apa tentang anggur

Paracelsus
“Intinya cinta itu unik dan private. Jadi mengerti/memahami individu yang kita cintaipun harus berdasrkan cara berpikir bahwa ia adalah makhluk yang unik”
Jakarta, Februari 2002 - Ida A Ananda